1. Pengertian Ejaan
Ejaan adalah kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dan sebagainya) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca. Ejaan bahasa sebenarnya sangat bersangkut-paut dengan ragam tulis. Segala aturan yang harus digunakan dalam penulisan bahasa merupakan persoalan ejaan.
2. Perkembangan Ejaan Dalam Bahasa Indonesia
Dalam sejarah perkembangannya, bahasa Indonesia telah berulang kali mengalami perubahan ejaan. Ejaan pertama yang berlaku di Indonesia adalah Ejaan Van Ophuijsen, yang disebarkan melalui terbitan yang berjudul Kitab Logat Melajoe pada tahun 1901. Ejaan tersebut bertahan hingga tahun 1947 meskipun sejak tahun 1938 melalui Kongres Bahasa Indonesia I di Solo mulai muncul gagasan untuk memperbaharui ejaan. Sejak tahun 1947 itu berlaku Ejaan Suwandi atau Ejaan Republik.
Pemberlakuan Ejaan Suwandi bertujuan menyederhanakan Ejaan Van Ophuijsen antara lain dengan mengganti huruf oe menjadi u. Ejaan Suwandi mengalami pula serangkaian proses pengubahan yang menghasilkan beberapa konsep penyempurnaan, yakni konsep "Ejaan Pembaharuan" (1957), Ejaan Melindo (1959), dan Ejaan Baru Bahasa Indonesia (1966).
Proses pengubahan tersebut berakhir pada tanggal 16 Agustus 1972 ketika presiden mencanangkan pemberlakuan sistem ejaan baru bahasa Indonesia mulai tanggal 17 Agustus 1972 (Keputusan Presiden No. 57 tahun 1972). Ejaan baru tersebut dikenal dengan nama Ejaan Baru Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, yang kemudian menjadi Ejaan Bahasa indonesia yang Disempurnakan dan lazim disingkat EYD. Pada tahun yang sama ejaan tersebut diperkenalkan diberbagai kalangan masyarakat dan disebarluaskan dalam bentuk buku saku.
Buku saku EYD itu kemudian diperluas Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia yang diterbitkan dengan judul Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, disingkat dengan Pedoman Umum EYD. Penggunaan pedoman itu ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, No. 0196/U/1975, dan berlaku sejak tanggal 31 Agustus 1975.
Penyempurnaan Ejaan Suwandi menjadi EYD merupakan langka awal upaya standardisasi bahasa Indonesia. Tiga alasan yang dikemukakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Upaya penyempurnaan ejaan bahasa Indonesia tersebut adalah sebagai berikut:
1. Standardisasi ejaan merupakan landasan bagi standardisasi tata bahasa dan peristilahan.
2. Sistem ejaan bahasa Indonesia merupakan saran penapis pengaruh bahasa lain, seperti kata file dan save, tetap dianggap sebagai unsur bahasa asing.
3. Standardisasi ejaan lebih mudah dilaksanakan daripada standadisasi tata bahasa dan peristilahan.
Perubahan dari Ejaan Suwandi Ke EYD terutama terlihat pada huruf atau deret huruf seperti berikut:
Ejaan Suwandi EYD
tj berubah menjadi c
dj j
j y
ch kh
sj sy
ny ny
Tidak ada komentar:
Posting Komentar