Pada hakikatnya, pengajaran bahasa bertujuan agar pembelajaran atau siswa mampu berkomunukasi dalam bahasa yang dipelajari dengan baik dan benar. Program pengajaran bahasa Indonesia dilaksanakan untuk mengembangkan pengetahuan berbahasa Indonesia, keterampilan berbahasa Indonesia, dan sikap positif siswa terhadap bahasa Indonesia. Pokok pikiran inilah yang menjadi acuan utama dalam pelaksanaan pengajaran bahasa Indonesia di kelas.
B. HAKIKAT BELAJAR BAHASA
Belajar berbahasa termasuk bahasa Indonesia, pada hakikatnya adalah belajar menguasai bahasa sasaran (bahasa target). Ada dua cara yang umumnya ditempuh oleh pembelajar (siswa), yaitu melalui proses pemerolehan yang tidak disadari (acquisition) dan usaha yang disadari untuk belajar bahasa di kelas-kelas formal (learning). Apapun cara yang ditempuh, tujuan akhirnya adalah menguasai bahasa target sebagai alat berkomunikasi secara lisan dan tertulis.
Hakikat belajar bahasa Indonesia di SLTP lebih luas dari sekadar menguasai bahasa Indonesia sebagai alat berkomunikasi. Melalui pembelajaran bahasa Indonesia, siswa diharapkan mampu pula berpikir kritis dan kreatif, dan mencintai bahasa indonesia sebagai bahasa pemersatu bangsa Indonesia.
C. PRINSIP-PRINSIP BELAJAR BAHASA MODERN
Secara umum, pembelajaran bahasa modern berdasar dari prinsip-prinsip belajar sebagai berikut:
1) Pengintegrasian antara Bentuk dan Makna
Prinsip ini menyarankan agar pengetahuan dan keterampilan berbahasa yang diperoleh, berguna dalam komunikasi sehari-hari (meaningfull). Dengan kata lain, dalam pembelajaran bahasa Indonesia agar dihindari penyajian materi (khususnya kebahasaan) yang tidak bermanfaat dalam komunikasi sehari-hari., misalnya, pengetahuan tata bahasa Indonesia yang sangat liguistis. Siswa SLTP telah belajar berbahasa Indonesia selama enam tahun di sekolah dasar sehingga dasar-dasar pengetahuan struktur bahasa Indonesia telah dikuasai dengan baik. Untuk itu, di SLTP pengetahuan tentang struktur itu harus dilatihkan dalam konteks membaca, menulis, dan berbicara. Pelatihan tentang cara membaca yang benar untuk kepentingan studi lebih lanjut dan pelatihan menulis lanjut amat ditekankan dan sangat penting bagi anak pada jenjang sekolah yang lebih tinggi.
2) Penekanan pada Kemampuan Berbahasa Praktis
Melalui pembelajaran bahasa Indonesia, siswa diharapkan mampu menangkap ide yang diungkapkan dalam bahasa Indonesia, baik lisan maupun tulis, serta mampu mengungkapkan gagasan dalam bahasa Indonesia, baik secara lisan maupun tertulis. Dengan kata lain, kemampuan berbicara, menulis, membaca, dan mendengarkan dalam bahasa Indonesia menjadi tujuan utama. Penilaian hanya sebagai sarana pembelajaran bahasa, bukan sebagai tujuan.
3) Penekanan pada Kemampuan Resepktif dan Produktif
Kemampuan reseptif diperoleh melalui pelatihan mendengarkan dan membaca dalam bahasa Indonesia yang intensif, sedangkan kemampuan produktif diperoleh melalui pelatihan berbicara dan menulis yang intensif. Pengetahuan kebahasaan diajarkan dalam rangka memperlancar kemahiran berbahasa reseptif dan produktif.
4) Interaksi Produktif antara Guru-Siswa-Siswa
Kelas diharapkan menjadi masyarakat pemakai bahasa Indonesia yang produktif. Tidak ada peran guru yang dominan. Guru diharapkan sebagai 'pemicu' kegiatan berbahasa lisan dan tulis. Peran guru sebagai orang yang tahu atau pemberi informasi pengetahuan bahasa Indonesia agar dihindari.
Tugas-tugas (task) dan latihan dalam pembelajaran bahasa Indonesia dijalankan secara bervariasi, berselang-seling, dan diperkaya, baik materi maupun kegiatannya. Harus diingat bahwa kegiatan berbahasa itu tak terbatas sifatnya. Membaca artikel, buku, iklan, brosur; mendengarkan pidato, laporan, komentar, berita; menulis surat, laporan, karya sastra, mengisi blangko; berbica dalam forum, mewawancarai, dan sebagainya adalah contoh betapa luasnya pemakaian bahasa Indonesia itu.
D. FUNGSI PENGAJARAN BAHASA INDONESIA
Fungsi mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia adalah sebagai (1) sarana pembinaan kesatuan dan persatuan bangsa, (2) sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan berbahasa Indonesia dalam rangka pelestarian dan pengembangan budaya, (3) sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan berbahasa Indonesia untuk meraih dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, (4) sarana penyebarluasan pemakaian bahasa Indonesia yang baik untuk berbagai keperluan menyangkut berbagai masalah, dan (5) sarana pengembangan penalaran.
Bahasa sebagai alat komunikasi digunakan untuk bermacam-macam fungsi sesuai dengan apa yang ingin disampaikan oleh penutur, misalnya, untuk menyatakan informasi faktual, menyatakan sikap intelektual, menyatakan sikap emosional, menyatakan sikap moral, menyatakan perintah, atau untuk bersosialisasi (menyapa, memperkenalkan diri, menyampaikan selamat, meminta perhatian, dan sebagainya). Bermacam-macam fungsi tersebut dapat dipadukan melalui berbagai kegiatan pembelajaran (bermain peran, percakapan mengenai topik tertentu, menulis karangan, dan sebagainya).
E. TUJUAN UMUM PENGAJARAN BAHASA INDONESIA
1. Siswa menghargai dan mengembangkan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan (nasional) dan bahasa negara.
2. Siswa memahami bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna dan fungsi, serta menggunakannya dengan tepat untuk bermacam-macam tujuan, keperluan, dan keadaan.
3. Siswa mampu menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual (berpikir kreatif, menggunakan akal sehat, menerapkan pengetahuan yang berguna, dan memecahkan masalah), kematangan emosional dan sosial.
4. Siswa mampu menikmati, memahami, dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.
F. PENDEKATAN DAN METODE
Pengajaran bahasa Indonesia dijalankan melalui pendekatan komunikatif, pendekatan tematis, dan pendekatan terpadu. Pendekatan komunikatif mengisyaratkan agar pembelajaran bahasa Indonesia di SLTP diorentasikan pada penguasaan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi (bukan pembekalan pengetahuan bahasa saja). Pendekatan tematis menyarankan agar pembelajaran bahasa berdasarkan topik tertentu yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Pendekatan terpadu menyarankan agar pembelajaran dilakukan secara terintegrasi antara keempat komponen berbahasa Indonesia, yaitu membaca, menyimak, berbicara, dan menulis.
sumber: Muchtar. Annisa, dkk. 1999. Petunjuk Guru Bahasa Indonesia. Malang: Ikip Malang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar